Artikel & Tips Stevia vs Gula Pasir: Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?
Stevia vs Gula Pasir: Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?

Stevia vs Gula Pasir: Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?

28 Feb 2025, 11:02

Siapa sih yang nggak suka makanan manis? Gula hampir selalu ada dalam keseharian kita, mulai dari minuman, kue, sampai makanan olahan.

 

Tapi, tahukah kamu kalau terlalu banyak konsumsi gula bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan? Risiko seperti diabetes, obesitas, hingga penyakit jantung bisa meningkat kalau kita  tidak bijak dalam mengonsumsinya.

 

Nah, belakangan ini, stevia jadi pilihan pemanis yang semakin populer karena diklaim lebih sehat. Tapi, benarkah stevia lebih baik dari gula pasir? Apakah rasanya bisa menggantikan manisnya gula biasa?

 

Yuk, cari tahu lebih dalam tentang perbedaan stevia dan gula pasir serta mana yang lebih baik untuk tubuh!

 

Mengenal Stevia

 

Stevia adalah pemanis alami yang berasal dari daun Stevia rebaudiana. Pemanis ini memiliki rasa manis tanpa kalori dan indeks glikemik nol, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah.

 

Stevia juga memiliki tingkat kemanisan 250–300 kali lebih tinggi daripada gula pasir, sehingga cukup digunakan dalam jumlah sedikit. Sebagai perbandingan, satu sendok teh stevia setara dengan 200 gram gula pasir.

 

Tanaman stevia pertama kali digunakan oleh suku Guaraní di Paraguay dan kini telah dibudidayakan di berbagai negara seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Brasil, dan India.

 

Meskipun lebih sehat, stevia memiliki sedikit  rasa akhir sepertipahit atau menyerupai licorice, meskipun beberapa produk sudah diproses untuk mengurangi rasa tersebut. Karena manfaatnya stevia menjadi pilihan populer bagi penderita diabetes, mereka yang ingin mengurangi asupan kalori atau yang menjalani pola makan sehat tanpa harus menghindari rasa manis.

 

Batasan Konsumsi Gula Stevia 

 

Meskipun lebih sehat, bukan berarti stevia bisa dikonsumsi tanpa batas ya. Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan batas aman konsumsi stevia maksimal 4 mg per kilogram berat badan per hari.

 

Jika dikonsumsi secara berlebihan, beberapa efek samping yang mungkin muncul adalah:

 

  • Gangguan pencernaan, seperti kembung, begah, atau mual, karena stevia sulit dicerna oleh bakteri di usus besar.
  • Reaksi alergi, terutama bagi mereka yang memiliki alergi terhadap tanaman tertentu.

 

Baca juga: Darah Rendah Bikin Lemas? Coba Konsumsi Makanan Ini!

 

Mengenal Gula Pasir

 

Gula pasir adalah pemanis yang paling umum digunakan dalam makanan dan minuman. Gula ini berasal dari tebu atau bit gula yang diproses hingga menjadi kristal putih dengan rasa manis khas. 

 

Selain memberikan rasa manis, gula pasir juga menjadi sumber energi cepat karena mengandung karbohidrat sederhana yang mudah dicerna dan langsung digunakan oleh tubuh.

 

Gula yang tidak langsung digunakan sebagai energi akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak, yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan resistensi insulin dan peradangan. 

 

Selain itu, konsumsi gula berlebih juga dapat menyebabkan kerusakan gigi, karena bakteri dalam mulut mengubah gula menjadi asam yang merusak enamel gigi. 

 

Oleh karena itu, penting untuk mengontrol asupan gula dan menyeimbangkannya dengan pola makan sehat serta gaya hidup aktif agar tubuh tetap sehat dan bugar.

 

Batasan Konsumsi Gula Pasir

 

Agar tubuh tetap sehat, ada batasan konsumsi gula yang sebaiknya diperhatikan:

 

  • Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) merekomendasikan batas konsumsi gula maksimal 50 gram (4 sendok makan) per hari.
  • American Heart Association (AHA) menyarankan anak-anak usia 2–18 tahun untuk membatasi konsumsi gula kurang dari 24 gram (6 sendok teh) per hari.

 

Jika dikonsumsi berlebihan, gula pasir dapat meningkatkan risiko:

 

  • Obesitas
  • Diabetes tipe 2
  • Penyakit jantung
  • Kerusakan gigi
  • Peradangan kronis

 

Mana yang Lebih Baik: Stevia atau Gula Pasir?

 

Kalau kamu mencari pemanis yang tidak meningkatkan berat badan dan tidak menaikkan kadar gula darah, stevia bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

 

Pemanis alami ini juga cocok untuk penderita diabetes atau mereka yang ingin mengontrol asupan kalori. Tapi, ada juga yang kurang menyukai rasa khas stevia yang sedikit berbeda dari gula biasa.

 

Di sisi lain, gula pasir masih bisa dikonsumsi dalam jumlah wajar sebagai sumber energi cepat. Namun, jika terlalu banyak, risikonya cukup besar, seperti meningkatkan kemungkinan obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya.

 

Oleh karena itu, yang paling penting adalah bijak dalam mengonsumsi pemanis, baik itu stevia maupun gula pasir, agar tubuh tetap sehat dan bugar.

 

Jadi, bagaimana? Apakah kamu tertarik mencoba stevia dan mulai mengurangi gula pasir dalam pola makan sehari-hari?

 

Keduanya sama-sama memberikan rasa manis yang bisa membuat makanan dan minuman lebih enak, tapi tetap perlu dikonsumsi dengan bijak agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan. 

 

Jika kamu ingin mengurangi asupan gula tanpa kehilangan rasa manis, stevia bisa menjadi alternatif yang lebih sehat karena tidak mengandung kalori dan tidak memengaruhi kadar gula darah.

 

Namun, bagi yang masih terbiasa dengan gula pasir, mengurangi konsumsi secara bertahap bisa menjadi langkah awal yang baik untuk menjaga keseimbangan pola makan.

 

Baca juga: Kenali Konsep Mindful Eating untuk Bantu Turunkan Berat Badan

 

Mau tahu lebih banyak soal gizi, kesehatan, dan resep lezat lainnya? Kunjungi website Dapur Umami untuk dapatkan informasi menarik! Kalau punya pertanyaan tentang gizi dan makanan, gunakan fitur Tanya NutriExpert untuk konsultasi langsung dengan ahlinya ya Umamichi.