Akhir-akhir ini, makanan fermentasi seperti kimchi, kombucha, tempe, hingga yogurt semakin sering jadi perbincangan. Mulai dari media sosial sampai rak-rak supermarket, produk-produk ini tampak mencuri perhatian banyak orang. Tapi muncul satu pertanyaan penting: apakah makanan fermentasi ini memang benar-benar menyehatkan, atau cuma sekadar tren gaya hidup kekinian?
Yuk, kita kupas bareng kenapa makanan fermentasi bisa naik daun, kandungan zat gizinya, serta apakah benar manfaatnya sebanding dengan hype-nya!
Manfaat Makanan Fermentasi Untuk Kesehatan
Di balik rasanya yang khas dan proses pembuatannya yang unik, makanan fermentasi ternyata menyimpan segudang manfaat untuk tubuh. Nggak heran kalau makin banyak yang mulai rutin mengonsumsinya. Nah, berikut ini beberapa manfaat kesehatan yang bisa kamu dapat dari makanan fermentasi:
1. Membantu Tubuh Menyerap Zat Gizi Lebih Optimal
Ketika makanan difermentasi oleh bakteri baik seperti bakteri asam laktat, zat gizinya menjadi lebih mudah diserap oleh tubuh. Proses fermentasi membantu memecah zat-zat kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana, sehingga vitamin dan mineral dalam makanan lebih mudah dimanfaatkan tubuh.
Contohnya, fermentasi pada susu bisa menghasilkan senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan dan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
2. Meningkatkan Kesehatan Saluran Pencernaan
Makanan fermentasi itu dikenal kaya probiotik, yaitu bakteri baik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium yang punya banyak manfaat untuk pencernaan. Probiotik membantu menjaga keseimbangan bakteri di usus, jadi sistem cerna kita bisa bekerja dengan lebih baik.
Mereka juga bantu mencegah pertumbuhan bakteri jahat yang bisa bikin masalah di perut. Selain itu, probiotik mendukung produksi asam lemak rantai pendek yang penting untuk menjaga kesehatan sel-sel usus kita.
3. Efek Imunomodulator
Makanan fermentasi itu kaya probiotik yang merupakan bakteri baik yang nggak cuma jaga pencernaan, tapi juga bantu atur sistem imun kita. Mereka bisa nurunin zat-zat yang bikin peradangan di tubuh, dan mencegah sel-sel tubuh rusak terlalu cepat.
Nggak cuma itu, probiotik juga bisa ngerem kerja berlebihan dari sel imun yang kadang bikin tubuh jadi gampang meradang. Jadi, rutin makan makanan fermentasi bisa bantu tubuh tetap kuat dan nggak gampang sakit!
4. Sifat Antioksidan
Fermentasi meningkatkan aktivitas antioksidan dalam makanan. Selama fermentasi, mikroorganisme menghasilkan senyawa antioksidan seperti peptida bioaktif yang mampu menangkal radikal bebas, sehingga melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Misalnya, fermentasi susu kedelai dengan Lactiplantibacillus plantarum meningkatkan kandungan isoflavon aglikon yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi.
5. Pengaruh Terhadap Kesehatan Mental (Mood Modulator)
Usus dan otak ternyata saling terhubung lewat jalur komunikasi yang disebut gut-brain axis. Artinya, kondisi usus bisa memengaruhi cara kita merasa dan berpikir. Probiotik dalam makanan fermentasi ikut berperan di sini karena bisa membantu tubuh memproduksi senyawa seperti serotonin, yaitu zat kimia yang membantu mengatur suasana hati.
Jadi, kalau kita rutin makan makanan fermentas itu bisa bantu menenangkan pikiran, mengurangi stres, dan membuat kita merasa lebih baik secara emosional.
Dengan demikian, konsumsi makanan fermentasi secara rutin dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari peningkatan penyerapan nutrisi hingga dukungan terhadap sistem imun dan kesehatan mental. Tapi kira-kira apa saja ya makanan yang sering di fermentasi?
Berbagai Jenis Makanan Fermentasi
Menariknya, makanan fermentasi itu bukan cuma satu dua jenis saja, lho. Di Indonesia sendiri, kita punya banyak sekali pilihan makanan fermentasi tradisional yang nggak kalah keren manfaatnya dibanding produk luar negeri.
Nah, biar makin kenal dan bisa pilih mana yang cocok buat selera dan kebutuhanmu, yuk kenalan lebih dekat dengan berbagai jenis makanan fermentasi yang mudah ditemukan di sekitar kita!
1. Tempe
Fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus menghasilkan tempe yang tinggi protein dan probiotik. Tempe bikin kenyang lebih lama dan bisa membantu menjaga berat badan. Uniknya, tempe juga termasuk makanan nabati yang mengandung vitamin B12, yang biasanya hanya ada di produk hewani.
2. Tauco
Tauco adalah fermentasi kedelai dengan jamur yang memberikan rasa umami khas pada berbagai hidangan Nusantara. Selain lezat, tauco juga mengandung probiotik yang membantu memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus.
3. Oncom
Mirip dengan tempe, oncom juga hasil fermentasi, tapi dari ampas tahu. Oncom mengandung protein dan probiotik yang baik untuk tubuh. Jenis jamur yang digunakan juga berbeda, yaitu Neurospora sitophila.
4. Tape
Tape terbuat dari singkong yang difermentasi selama beberapa hari dengan ragi. Selain rasanya yang manis dan legit, tape juga bisa membantu meredakan gangguan pencernaan yang sering muncul di awal menstruasi, seperti mual atau nyeri perut. Kandungan probiotiknya bantu menyeimbangkan bakteri baik di usus.
5. Acar dan Sayur Asin
Sayuran yang difermentasi seperti acar dan sayur asin ternyata menyimpan manfaat karena mengandung probiotik. Proses fermentasi dengan air garam bisa meningkatkan kesehatan usus. Tapi ingat, karena kadar garamnya tinggi, sebaiknya dikonsumsi secukupnya, apalagi untuk yang punya tekanan darah tinggi.
6. Yoghurt dan Dadiah
Yoghurt mengandung bakteri baik hasil fermentasi susu, seperti Lactobacillus. Bermanfaat banget buat pencernaan dan daya tahan tubuh. Di Indonesia juga ada yoghurt tradisional bernama dadiah, khas Sumatera Barat yang dibuat dari susu kerbau dan difermentasi alami di dalam bambu.
7. Keju dan Dangke
Keju mengandung probiotik serta omega-3 yang penting untuk fungsi otak dan jantung. Di Sulawesi Selatan, ada keju lokal bernama dangke yang teksturnya mirip tahu tapi rasa asinnya khas keju. Kandungan asam laktat dari fermentasinya juga baik untuk saluran cerna.
8. Ikan Naniura
Makanan khas Batak ini dijuluki “sashimi-nya orang Batak”. Terbuat dari ikan mas mentah yang difermentasi dengan bumbu rempah khas, naniura mengandung banyak zat gizi dari ikan segar dan juga probiotik alami. Meski tanpa dimasak, proses fermentasinya membuatnya aman dikonsumsi.
9. Kimchi
Kimchi dari Korea ini populer juga di Indonesia. Terbuat dari sayuran seperti sawi putih yang difermentasi dengan bumbu pedas, kimchi kaya probiotik dan antioksidan. Katanya sih, rutin makan kimchi bisa bantu menjaga awet muda dan kulit tetap sehat.
10. Tempoyak
Tempoyak adalah fermentasi daging buah durian yang banyak dipakai sebagai bumbu di masakan Sumatera. Proses fermentasinya menghasilkan Lactobacillus yang baik untuk sistem pencernaan. Rasanya unik dan khas banget buat kamu yang suka tantangan rasa!
Nah, dari berbagai macam jenis makanan fermentasi yang ada di sekitar kita, ternyata banyak banget yang nggak cuma enak tapi juga penuh manfaat untuk kesehatan tubuh ya, Umamichi! Jadi, mulai sekarang sudah tahu kan manfaat mengonsumsi makanan fermentasi?
Yuk, coba masukkan satu-dua jenis makanan fermentasi ke dalam menu harianmu, tentunya tetap disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan masing-masing ya.
Baca juga: Baik untuk Diet Hingga Cegah Kanker, Ini Manfaat Manggis yang Perlu Kamu Tahu
Ayo kunjungi website Dapur Umami untuk mendapatkan berbagai informasi menarik seputar gizi dan kesehatan, mulai dari manfaat zat gizi dalam makanan, tips menjaga pola makan seimbang, hingga cara menyajikan hidangan sehat untuk keluarga.
Dan manfaatkan fitur Tanya NutriExpert, tempat di mana kamu bisa berkonsultasi langsung mengenai zat gizi dan pola makan sehat bersama ahli gizi. Dengan informasi yang akurat dan terpercaya, kamu bisa lebih mudah menerapkan gaya hidup sehat untuk diri sendiri dan keluarga.