Tidak sedikit orang yang memahami bahwa fast food dan junk food memiliki arti sama. Padahal, ada berbagai perbedaan junk food dan fast food yang sangat signifikan, baik secara pengertian maupun tujuan konsumsinya.
Pada dasarnya, istilah junk food maupun fast food berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki makna tertentu. Intinya, keduanya merupakan kelompok makanan yang sama-sama tidak baik jika dikonsumsi secara berlebihan.
Hanya saja karena rasanya yang nikmat dan bisa sesegera mungkin dikonsumsi, akhirnya banyak yang memilih untuk mengonsumsi makanan tersebut. Lantas, sebenarnya apa perbedaan junk food dan fast food itu?
Perbedaan Junk Food dan Fast Food
Apa itu makanan junk food? Apa itu makanan fast food? Memahami perbedaan junk food dan fast food akan memudahkan kalian untuk membedakan keduanya. Pasalnya, keduanya cukup sulit untuk dibedakan, apalagi persebarannya di Indonesia sudah semakin meluar.
Meski jika dilihat secara kasat mata junk food dan fast food sulit dibedakan, tetapi berikut akan diulas beberapa perbedaannya:
1. Berdasarkan Pengertiannya
Secara sederhana, junk food biasa diartikan dengan makanan yang diproses tinggi kalori dan rendah gizi. Sementara itu, fast food adalah makanan cepat saji yang dibuat dan disajikan dengan proses cepat.
Junk food memiliki kandungan gizi sangat rendah dan juga sedikit. Sebaliknya, kadar lemak di dalamnya justru sangat tinggi sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Tidak jauh berbeda dari junk food, fast food merupakan makanan yang memiliki nilai gizi rendah, tinggi kalori, gula, dan lemak. Di samping itu, makanan jenis ini juga seringkali mengandung bahan tambahan yang tidak sehat.
2. Kualitas Makanan
Secara kualitas, terdapat perbedaan yang begitu mencolok. Namun, beberapa orang mungkin masih belum menyadarinya.
Makanan yang termasuk kelompok fast food memiliki kualitas makanan variatif, tergantung dari bahan serta proses memasaknya. Produknya ada yang relatif sehat dan ada juga yang makanan tidak sehat.
Berbeda dengan junk food, makanan kelompok ini selalu memiliki kualitas rendah dan tidak sehat. Oleh karena itu, tidak boleh terlalu berlebihan mengonsumsinya dan perlu diimbangi dengan gaya hidup sehat agar tubuh tidak sampai terkena penyakit kronis.
3. Tujuan Konsumsi
Junk food dan fast food sudah tidak sulit ditemukan di toko-toko online serta proses pemesanannya sangat cepat dan mudah, tanpa harus keluar rumah.
Hal ini karena tujuan konsumsi dari fast food itu sendiri. Jenis makanan ini bisa dikonsumsi dengan cepat, harganya murah, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk memasak.
Sementara itu, junk food umumnya dikonsumsi dengan alasan karena rasanya yang enak meskipun makanannya tidak mengandung nilai gizi. Macam-macam olahannya terasa enak di lidah dan umumnya mengenyangkan.
Baca Juga: Cemilan Sehat Gampang dan Hemat di Era Frugal Living
4. Cara Penyajian
Pengemasan junk food disajikan dalam keadaan tertutup di kemasan yang kedap udara. Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas dari makanan atau minuman yang sudah diawetkan sebelumnya.
Tujuan lain dari pengemasan junk food yang rapat adalah agar lebih higienis. Jadi, bahan-bahan yang dapat mencemari, seperti debu tidak menempel di makanan.
Kebalikan dari junk food, makanan fast food biasanya disajikan secara terbuka dan dihidangkan di sebuah wadah seperti makanan pada umumnya. Fast food harus segera dimakan karena kualitas makanannya akan berubah apabila tidak segera dimakan.
5. Cara Pengolahan
Fast food adalah makanan cepat saji yang sudah melalui tahapan pertama proses memasak. Contoh paling umumnya adalah ayam tepung atau kentang goreng yang sudah direbus terlebih dahulu kemudian disimpan di lemari pendingin.
Makanan-makanan yang telah disimpan tersebut bisa diolah kembali untuk memasaknya, misalnya dengan menggoreng atau menaruhnya di airfryer. Biasanya, orang-orang juga menambahkan bumbu pelengkap agar rasanya semakin nikmat.
Sedikit berbeda dengan junk food, makanan jenis fast food bisa langsung dikonsumsi tanpa harus melalui proses pengolahan lebih lanjut. Fast food biasanya sudah dikemas dalam keadaan matang dan siap makan.
6. Contoh Makanan
Menemukan makanan fast food dan junk food tidak sulit. Contoh junk food dan fast food ada banyak yang bisa ditemui dalam bentuk makanan modern.
Toko-toko sekitar banyak yang menjual dan tentu saja menarik banyak peminat dari berbagai kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Meski terlihat sama, contoh makanan junk food dan fast food ternyata memiliki perbedaan. Hal inilah yang kemudian menjadikan beda junk food dan fast food.
Makanan yang termasuk jenis fast food, yaitu burger, pizza, ayam goreng, sushi, kebab, sandwich, kentang goreng, salad buah, pecel, dan lain sebagainya. Tentu seluruhnya sudah sangat akrab ditemukan di masyarakat.
Meski sama-sama mudah ditemukan, tetapi contoh makanan junk food berbeda dengan fast food. Beberapa di antaranya yaitu keripik kentang, cokelat, permen, es krim, snack ringan, dan lain sebagainya.
7. Kandungan Gizi
Berdasarkan ulasan sebelumnya, mungkin sudah bisa ditebak mengenai kandungan gizi junk food dan fast food. Fast food ada kemungkinan kandungan gizinya sedikit lebih tinggi dibanding junk food.
Kandungan gizi pada makanan secara detail dapat diketahui dengan melihat proses pemasakan dan bahan apa saja yang digunakan. Namun, karena di dalam junk food lebih banyak bahan tambahan yang berefek buruk bagi tubuh, maka kandungan nutrisinya sangat rendah.
Sedangkan untuk fast food, ada kemungkinan masih memiliki nilai gizi asalkan cara mengolahnya benar dan bahan yang digunakan terjamin kualitas. Hal ini karena ditemukan banyak pedagang nakal yang memperjualbelikan makanan dari bahan sisa.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan junk food dan fast food yang memang harus untuk diketahui agar tidak kesulitan membedakannya lagi.
Baca Juga: Junk Food dan Gagal Jantung: Apakah Ada Hubungan?