Artikel & Tips Cegah Stunting dengan Penuhi Asupan Protein pada Anak Usia Sekolah
Cegah Stunting dengan Penuhi Asupan Protein pada Anak Usia Sekolah

Cegah Stunting dengan Penuhi Asupan Protein pada Anak Usia Sekolah

05 Apr 2023, 15:04

Stunting adalah suatu kondisi gangguan tumbuh kembang kronis dimana tinggi badan anak lebih pendek atau kurang ketika dibandingkan dengan tinggi badan anak seusia-nya. Stunting dapat terjadi akibat kekurangan gizi terutama protein dan kalsium. Stunting pada anak, termasuk Anak Usia Sekolah (AUS) harus diwaspadai dan dicegah sedini mungkin karena kondisi ini dapat berpengaruh pada beberapa aspek seperti kesehatan, kognitif dan daya tahan tubuh. Artikel Dapur Umami kali ini akan mengulas secara detail terkait pencegahan stunting dengan memenuhi asupan protein pada anak usia sekolah. 


Anak Usia Sekolah (AUS) merupakan individu yang berada pada usia pertengahan yaitu usia 6-12 tahun yang sudah memiliki kemampuan intelektual yang baik yaitu mampu membaca, menghitung dan menulis. Anak usia sekolah rentan mengalami permasalah gizi karena pengaruh lingkungan kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan hingga terjadinya penyakit infeksi. Permasalahan gizi yang tidak tertangani dengan baik pada anak usia sekolah dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya salah satunya adalah risiko terjadinya stunting.


Stunting adalah permasalahan gizi yang erat kaitannya dengan asupan protein yang tidak adekuat pada anak usia sekolah. Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) pada tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia sebanyak 21.6%. Anak usia 6 tahun membutuhkan protein per hari sebanyak 25 gram, sedangkan anak usia 7-9 tahun sebanyak 40 gram per hari. Kebutuhan protein anak usia 10-12 tahun dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya. Anak usia 10-12 tahun laki-laki membutuhkan protein sebanyak 50 gram, sedangkan anak usia 10-12 tahun perempuan sebanyak 55 gram per hari.  


Cara paling efektif dalam mencegah terjadinya stunting pada anak usia sekolah adalah dengan pemberian protein hewani. Protein hewani adalah lauk pauk yang berasal dari hasil peternakan dan perikanan. Hasil peternakan ruminansia misalnya daging sapi, daging kambing dan susu. Hasil peternakan unggas misalnya daging ayam, daging bebek, dan telur. Hasil budidaya perikanan tawar misalnya ikan lele dan ikan gurame serta perikanan laut misalnya ikan tuna, sardin dan udang. Protein hewani lebih baik dibandingkan protein nabati (tahu, tempe dan kacang-kacangan) karena memiliki nilai bioavalabilitas (daya cerna tubuh) yang lebih tinggi dan komposisi asam amino yang lebih lengkap. Anjuran konsumsi protein hewani adalah 70% sedangkan protein nabati sebesar 30%. Asupan protein yang adekuat memiliki berbagai manfaat seperti menunjang pertumbuhan sel tulang pada lempeng pertumbuhan, menunjang pertumbuhan pada otot anak, meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh, serta membantu pembentukan sel darah merah dalam tubuh dan proses metabolisme zat besi. 


Protein nabati memiliki asam amino esensial yang tidak lengkap atau terbatas. Misalnya biji-bijian terbatas pada asam amino lisin dan treonin, kacang-kacangan terbatas pada asam amino metionin, dan jagung terbatas pada asam amino lisin dan triptofan. Selain itu, semua jenis protein dengan kualitas penyerapan yang tinggi ada pada pangan hewani. Berikut adalah kandungan protein dalam beberapa bahan pangan dalam per 100 gram dan nilai penyerapan berdasarkan Digestible Indispensable Amino Acids Score (DIAAS).

  • Susu bubuk (whole milk powder): mengandung protein sebesar 26.3 gram dengan nilai DIAAS 143%
  • Konsentrat protein susu (milk protein concentrate): mengandung protein sebesar 46 gram dengan nilai DIAAS 118%
  • Susu (whole milk): mengandung protein sebesar 3.4 gram dengan nilai DIAAS 114%
  • Telur rebus (egg-hard boiled: mengandung protein sebesar 13 gram dengan nilai DIAAS 113%
  • Daging sapi (beef): mengandung protein sebesar 26 gram dengan nilai DIAAS 111%
  • Dada ayam (chicken breast): mengandung protein sebesar 31 gram dengan nilai DIAAS 108%

Walaupun protein hewani memiliki kualitas yang lebih baik, namun konsumsinya pada anak masih rendah. Berdasarkan data SUSENAS 2022, rata-rata konsumsi masyarakat pada pangan sumber protein per kapita dalam sehari 62.21 gram dengan konsumsi bahan pangan berupa ikan/udang/cumi/kerang sebesar 9,58 gram; daging sebesar 4,79 gram; telur dan susu sebesar 3,37 gram. 


Memperhatikan kebutuhan gizi terutama terkait kebutuhan protein anak usia sekolah merupakan hal yang penting. Nah diatas sudah dijelaskan berapa banyak kebutuhan protein harian anak sekolah beserta sumber bahan pangan yang bisa Mama olah untuk memenuhi asupan protein anak. Yuk, cegah stunting dengan penuhi asupan protein anak usia sekolah.


(HF)


Jurnal Umami

Fitur untuk berbagi dan bertukar informasi secara interaktif antar member Dapur Umami

Tanya NutriExpert

Manfaatkan konsultasi gratis seputar kesehatan dengan Nutritionist Terpercaya

Umami Coins

Tingkatkan Aktivitas Dan Kumpulkan Umami Coins Untuk Ditukarkan Dengan Hadiah Menarik.