Penulis: Aulia Rusdi, S.Gz, Dietisien
Apakah kamu sering merasa haus meski sudah cukup minum? Sering buang air kecil di malam hari? Atau mudah merasa lapar, lemas, atau berat badan turun tanpa sebab jelas? Jika iya, kamu mungkin sedang mengalami gejala diabetes. Namun, gejala tersebut juga bisa disebabkan oleh kondisi lain.
Apa itu Diabetes?
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah di tubuh. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Insulin adalah hormon yang membantu glukosa masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Tanpa insulin yang cukup atau efektif, glukosa menumpuk dalam darah yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan serius, termasuk kerusakan pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.
Mengenali tipe-tipe diabetes dan gejalanya sejak dini sangat penting untuk pencegahan dan pengelolaan yang efektif. Diabetes mellitus terbagi menjadi beberapa jenis, masing-masing dengan penyebab dan karakteristik yang berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai tipe-tipe diabetes yang perlu kamu ketahui.
Tipe-Tipe Diabetes
Diabetes mellitus dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori umum berikut:
1. Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe ini disebabkan oleh reaksi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel beta di pankreas yang memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang diperlukan untuk mengatur kadar gula darah.
Orang dengan diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin setiap hari untuk bertahan hidup. Saat ini, belum ada cara yang diketahui untuk mencegah diabetes tipe 1. Penyakit ini biasanya didiagnosis pada anak-anak dan remaja, namun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapa pun, dan gejalanya sering berkembang dengan cepat dalam beberapa hari atau minggu.
2. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling umum di Indonesia, mencakup lebih dari 90% dari seluruh kasus diabetes. diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling umum, mencakup lebih dari 90% dari seluruh kasus diabetes di negara ini.
Umumnya tipe ini berkembang pada orang berusia 45 tahun ke atas, namun kini semakin banyak anak-anak, remaja, dan dewasa muda yang mengalaminya.
Beberapa ciri-ciri umum yang perlu kamu waspadai meliputi sering buang air kecil, terutama pada malam hari, mudah merasa haus dan lapar meskipun sudah makan, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, tubuh terasa lelah, penglihatan kabur, luka yang sulit sembuh, serta kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki.
Jika kamu mengalami beberapa gejala tersebut, terutama jika memiliki faktor risiko seperti obesitas atau riwayat keluarga dengan diabetes, sebaiknya segera periksakan.
Kamu dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 melalui:
- Pola makan sehat
- Olahraga teratur
- Mencapai dan mempertahankan berat badan sehat
Selain itu, kamu juga harus tahu beberapa faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 meliputi:
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Pola makan yang tidak sehat
- Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2
- Berasal dari keturunan Asia, Afrika, atau Karibia
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid, dalam jangka panjang
- Tekanan darah tinggi
- Pernah mengalami diabetes gestasional selama kehamilan
Mengetahui faktor-faktor risiko ini dapat membantu kamu mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat apa lagi jika kamu memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas.
Baca Juga: Menu Seminggu untuk Penderita Diabetes
3. Jenis diabetes spesifik akibat penyebab lain, misalnya:
a. Sindrom Diabetes Monogenik
Diabetes ini disebabkan oleh mutasi pada satu gen dan mencakup dua bentuk utama:
- Diabetes Neonatal: Muncul pada bayi di bawah usia 6 bulan dan dapat bersifat sementara atau permanen.
- Maturity-Onset Diabetes of the Young (MODY): Terjadi pada remaja atau dewasa muda, seringkali disalahartikan sebagai diabetes tipe 1 atau 2.
b. Penyakit pada Pankreas Eksokrin
Kerusakan pada pankreas eksokrin, seperti akibat fibrosis kistik atau pankreatitis kronis, dapat mengganggu produksi insulin dan menyebabkan diabetes. Kondisi ini dikenal sebagai diabetes tipe 3c dan sering disertai dengan gangguan pencernaan karena kekurangan enzim pankreas.
c. Diabetes Akibat Penggunaan Obat
Diabetes akibat penggunaan obat atau bahan kimia (seperti penggunaan glukokortikoid, pengobatan HIV/AIDS, atau setelah transplantasi organ).
Beberapa obat dan bahan kimia dapat memicu perkembangan diabetes, terutama pada individu yang sudah memiliki faktor risiko. Contohnya:
- Glukokortikoid: Obat antiinflamasi yang dapat meningkatkan resistensi insulin dan kadar gula darah
- Obat Imunosupresan: Digunakan setelah transplantasi organ untuk mencegah penolakan, tetapi dapat mengganggu fungsi sel beta pankreas
- Pengobatan HIV/AIDS: Beberapa terapi antiretroviral dapat memengaruhi metabolisme glukosa
Pemantauan kadar gula darah secara rutin sangat penting bagi individu yang menjalani pengobatan dengan obat-obatan tersebut
4. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah kondisi di mana seorang wanita yang sebelumnya tidak memiliki diabetes mengalami peningkatan kadar gula darah selama kehamilan. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi jika tidak dikelola dengan baik. Tipe diabetes ini dapat didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan.
5. Diabetes Tipe 5
Diabetes tipe 5 adalah diabetes terkait malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama selama masa kanak-kanak atau remaja. Kekurangan gizi ini menghambat perkembangan normal pankreas, khususnya sel beta yang memproduksi insulin.
Akibatnya, tubuh memiliki cadangan sel penghasil insulin yang lebih sedikit yang mengarah pada defisiensi insulin yang parah. Diperkirakan diabetes tipe 5 memengaruhi 20 hingga 25 juta orang di seluruh dunia, terutama di Asia dan Afrika.
Selama bertahun-tahun, diabetes tipe 5 sering didiagnosis sebagai tipe 1 atau tipe 2 karena gejalanya yang mirip. Namun, pengobatan standar untuk tipe 1 atau 2 sering kali tidak efektif atau bahkan berbahaya bagi penderita tipe 5. Misalnya, dosis insulin yang biasa digunakan untuk tipe 1 dapat menyebabkan hipoglikemia pada penderita tipe 5.
Pengakuan resmi dari The International Diabetes Federation (IDF), menyampaikan akan ada peningkatan kesadaran, diagnosis yang lebih akurat, dan pengembangan pedoman pengobatan yang lebih tepat untuk kondisi ini. Langkah ini juga membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dan pelatihan profesional kesehatan untuk menangani diabetes tipe 5 secara efektif.
Meskipun saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes secara total, kabar baiknya adalah kondisi ini dapat dikelola secara efektif. Kunci utamanya adalah konsistensi dan komitmen.
Dengan menerapkan kombinasi pengobatan yang tepat, pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, dan pemantauan kadar gula darah secara rutin, penderita diabetes dapat menjalani kehidupan yang berkualitas dan aktif.
Tetap waspada dan kenali jenis diabetes, serta pentingnya pengelolaan yang tepat untuk mencegah dampak jangka panjang yang merugikan. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar gizi dan kesehatan, jangan ragu untuk berkonsultasi di Tanya NutriExpert di website Dapur Umami.