Keberadaan sayuran hidroponik dan sayuran organik semakin diminati di kalangan masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan juga lingkungan. Kedua jenis sayur tersebut sama-sama dianggap lebih sehat dibandingkan sayuran konvensional atau sayuran biasa. Namun, di manakah letak perbedaan kedua jenis tanaman ini? Sini Umamin kasih tahu beberapa perbedaan sayuran hidroponik dan organik biar ga ketuker lagi.
1. Metode Budidaya
Sayuran hidroponik adalah sayuran yang ditanam dengan metode menanam tanaman tanpa menggunakan tanah. Tanaman hidroponik biasanya ditanam dalam beberapa media., seperti misalnya rockwool, serbuk kayu, atau pasir dengan gizi untuk tumbuhan yang didapatkan dari larutan air. Sistem hidroponik menggunakan instalasi khusus, seperti pompa atau pipa yang mengalirkan air dan kandungan-kandungan untuk tanaman secara efisien.
Sementara itu, sayuran organik merupakan sayuran yang ditanam dengan media tanah sebagai media tanam utama. Metode ini mengandalkan bahan-bahan alami untuk perawatannya. Petani sayuran organik tidak menggunakan pupuk kimia, pestisida sintetis, atau bahan rekayasa genetika lainnya, melainkan penggunakan bahan-bahan alami seperti misalnya pupuk kandang dan pupuk kompos. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah dan melindungi tanaman dari hama.
2. Penggunaan Pupuk dan Pestisida
Sayuran hidroponik menggunakan pupuk yang berupa kandungan cair yang larut dalam air. Kandungan ini biasanya berasal dari bahan sintetis atau kimia yang sudah diformulasikan khusus untuk membantu pertumbuhan tanaman agar lebih cepat. Namun, penggunaan pestisida dalam sayuran hidroponik ini biasanya sangat minim, bahkan tidak diperlukan karena tanamannya ditanam dalam lingkungan yang terkontrol.
Sayuran organik hanya memakai pupuk berbahan alami, seperti pupuk kandang, pupuk kompos, atau pupuk hijau. Jika ingin menggunakan pestisida pun, yang digunakan pada sayuran organik adalah pestisida yang berasal dari bahan alami, seperti ekstrak daun atau minyak serai. Penggunaan pestisida ini membuat sayuran organik lebih ramah lingkungan, meski lebih berisiko terkena serangan hama daripada sayuran hidroponik.
3. Rasa dan Tekstur
Sayuran hidroponik pada umumnya memiliki tekstur yang lebih renyah karena tumbuh di lingkungan yang kelembapan dan gizinya stabil dan terkontrol. Namun, sebagian orang justru merasa sayuran hidroponik rasanya kurang intens dibandingkan dengan sayuran organik.
Sementara itu, sayuran organik memiliki rasa yang khas dan lebih kuat yang didapat dari proses tumbuh yang lebih lambat di tanah. Dengan proses yang lebih lambat itulah membuat sayuran organik menyerap lebih banyak mineral sehingga menghasilkan sayuran yang lebih kaya rasa. Kesimpulannya adalah sayuran hidroponik unggul dalam tekstur sayurannya, sedangkan sayuran organik lebih unggul dalam rasanya.
Baca Juga: Mengenal Ragam Jenis Potongan Sayuran
4. Dampak pada Lingkungan
Penggunaan air pada sayuran hidroponik sangat efisien karena sistemnya memungkinkan air yang tidak terserap tanaman bisa digunakan kembali. Selain itu, tanaman hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas. Namun, kekurangannya adalah penggunaan pupuk sintetis pada hidroponik bisa menjadi isu baru jika tidak dikelola dengan baik.
Sementara itu, sayuran organik mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi pencemaran akibat pestisida dan pupuk kimia, serta menjaga kesuburan tanah. Namun, tantangan budidaya sayuran organik adalah kebutuhan lahan dan air yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman hidroponik.
Kesimpulan dari perbedaan sayur hidroponik dan organik di atas adalah, keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jika kalian mencari sayuran dengan tekstur yang lebih renyah dan ketersediaannya lebih mudah, kalian bisa memilih sayuran hidroponik. Sementara itu, jika kalian mencari sayuran dengan rasa yang lebih enak dan memiliki kandungan gizi alami, pilihlah sayuran organik. Kalau kamu lebih suka yang mana?
Cari tahu berbagai informasi seputar kandungan makanan dan tips kesehatan melalui Tanya NutriExpert di website Dapur Umami.