Penulis: Aulia Rusdi, S.Gz, Dietisien
Anemia adalah kondisi saat tubuh kekurangan sel darah merah, sehingga darah tidak mampu mengangkut oksigen yang cukup ke seluruh tubuh. Biasanya orang dengan anemia seringkali merasa lelah, lemah, bahkan sesak napas dan pusing ringan.
Kondisi ini bisa dipicu oleh kurangnya asupan zat besi atau vitamin, perdarahan, hingga gangguan produksi atau rusaknya sel darah merah. Yuk, pelajari gejala dan cara mengatasinya dengan pola makan sehat lebih lanjut!
Jenis-jenis Anemia
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Jenis anemia ini merupakan yang paling umum, disebabkan karena tubuh kekurangan zat besi untuk membuat hemoglobin. Gejalanya meliputi lelah, sesak napas ringan, pucat, dan kadang muncul keinginan makan yang tidak biasa.
Upaya untuk mengatasinya dengan menambah asupan makanan sumber zat besi, seperti daging merah, hati, ayam, ikan, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan tahu dan lainnya.
2. Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat
Anemia jenis ini terjadi ketika tubuh kekurangan B12 atau folat yang penting untuk membuat sel darah merah. Ciri khasnya adalah sel darah merah besar (macrocytic), dan defesiensi vitamin B12 yang menyebabkan gejala neurologis seperti kesemutan atau gangguan keseimbangan.
Kondisi ini paling sering terjadi pada, ibu hamil, lansia, seseorang pasca operasi lambung, dan vegetarian/vegan.
3. Anemia Hemolitik
Anemia hemolistik terjadi karena sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada yang diproduksi. Hal ini bisa menyeabkan penyakit autoimun, infeksi, atau kondisi bawaan. Gejalanya termasuk kuning, urine gelap, dan peningkatan risiko batu empedu.
4. Anemia Aplastic
Keadaan langka dan serius di mana sumsum tulang gagal memproduksi cukup sel darah, tidak hanya sel darah merah tetapi juga sel darah putih dan trombosit. Penderita anemia aplastic ini biasanya rentan terkena infeksi, mudah memar, serta lemas.
5. Anemia Sel Sabit
Merupakan penyakit genetik yaitu sel darah merah berbentuk sabit dan menyebabkan penyumbatan pembuluh serta kerusakan sel. Penderita biasanya mengalami nyeri berulang, infeksi, dan kelelahan kronis.
Anemia hadir dalam berbagai bentuk dengan penyebab yang berbeda-beda. Mengenali jenisnya penting agar penanganan bisa tepat dan tubuh tetap sehat serta berfungsi optimal.
Gejala Anemia yang Umum dan Patut Diwaspadai
Berikut beberapa gejala anemia yang perlu kamu ketahui:
1. Pucat, Lemah, dan Mudah Lelah
Kulit atau bagian dalam kelopak mata memucat karena berkurangnya hemoglobin, selain itu tubuh cepat merasa lelah atau lemas setelah melakukan aktivitas ringan.
2. Pusing dan Sakit Kepala
Penurunan oksigen ke otak dapat memicu pusing atau sakit kepala yang bisa muncul saat berdiri tiba‑tiba atau setelah kegiatan ringan.
3. Jantung Berdebar dan Sesak Napas
Jantung bekerja lebih keras untuk mengompensasi kadar oksigen rendah, sehingga bisa berdebar cepat atau terasa tidak teratur yan diiringi dengan sesak napas saat beraktivitas ringan.
4. Rambut Rontok dan Kuku Rapuh
Kurangnya oksigen dan zat gizi membuat rambut mudah rontok dan kuku menjadi rapuh atau bahkan berbentuk sendok (koilonychia).
5. Sariawan dan Lidah Bengkak
Saat mengalami anemia mulut bisa terasa perih, lidah meradang atau bengkak, dan sering muncul sariawan di bibir atau sudut mulut akibat kurangnya zat gizi esensial.
Gejala anemia seringkali tampak ringan, tetapi jika beberapa muncul bersamaan terutama pucat, lemas, pusing, atau sesak napas, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan.
Cara Mengatasi Anemia dengan Pola Makan Kaya Zat Besi
Salah satu cara paling efektif dan alami untuk mengatasi anemia, khususnya anemia defisiensi besi, adalah lewat pola makan bergizi seimbang. Mengonsumsi makanan tinggi zat besi secara rutin dapat membantu tubuh memproduksi hemoglobin dan mengurangi gejala anemia seperti lelah atau pucat.Yuk, kenali makanan sumber zat besi!
1. Sumber Zat Besi Heme
Zat besi heme berasal dari hewani dan paling mudah diserap tubuh (sekitar 15–35%).
Contoh makanannya:
- Daging sapi, daging kambing, daging ayam bagian paha
- Hati ayam, hati sapi
- Ikan laut seperti tuna, sarden, dan kerang
Makanan ini cocok untuk pemulihan anemia karena zat besinya langsung bisa digunakan untuk membentuk hemoglobin tanpa hambatan penyerapannya.
2. Sumber Zat Besi Non-Heme
Zat besi non-heme berasal dari tumbuhan dengan tingkat penyerapannya lebih rendah oleh tubuh (2–20%).
Contoh makanannya:
- Sayur hijau gelap: bayam, kangkung, daun kelor
- Kacang-kacangan: kedelai, kacang merah, kacang hijau
- Tahu, tempe, biji labu, dan sereal fortifikasi
Meski penyerapannya lebih kecil, konsumsi secara rutin dan dikombinasikan dengan vitamin C sangat membantu pemenuhan kebutuhan harian.
3. Pentingnya Vitamin C untuk Penyerapan Besi
Vitamin C membantu meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dengan mengubahnya ke bentuk yang lebih mudah diserap.
Contoh makanan tinggi vitamin C:
- Buah: jeruk, jambu, stroberi, kiwi
- Sayur: paprika merah, brokoli, tomat
Kombinasikan makanan tinggi zat besi non-heme dengan sumber vitamin C agar penyerapannya lebih mudah di serap.
Mengatasi anemia bisa dimulai dari piring makan. Pastikan konsumsi zat besi dari sumber hewani dan nabati, serta selalu padukan dengan vitamin C agar penyerapannya lebih maksimal.
Anemia bukan sekadar rasa lelah biasa, keadaan ini merupakan sinyal dari tubuh saat kekurangan sel darah merah. Yuk, kenali jenis -jenisnya dan mulai terapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang untuk pencegahan anemia.
Ingin tahu pola makan yang paling cocok untuk atasi anemia kamu? Puaskan rasa penasaranmu dengan bertanya di fitur NutriExpert website Dapur Umami!