Perilaku menyisakan dan membuang makanan masih dianggap wajar oleh sebagian kalangan masyarakat. Padahal, makanan merupakan kebutuhan primer setiap individu untuk dapat memenuhi asupan energi dan zat gizi hariannya. Makanan rumah tangga juga seringkali masih terbuang sia-sia dan menjadi limbah. Food waste merupakan makanan yang sudah melalui rantai pasokan makanan menjadi produk baik yang layak dikonsumsi individu (produk akhir), namun tidak dikonsumsi dan dibuang sehingga menjadi limbah. Contohnya, makanan yang tersisa di piring makan saat sarapan bersama keluarga dan makanan tersebut dibuang ke tempat sampah. Artikel dapur umami kali ini akan mengulas tips atasi food waste pada skala rumah tangga.

Total food waste secara global adalah 1.3 miliar ton makanan. Indonesia juga termasuk dalam salah satu negara penyumbang food waste terbesar di dunia. Berdasarkan data Bappenas, pada tahun 2000 hingga 2019 di Indonesia, sampah makanan yang terbuang sebanyak 48 juta ton setiap tahunnya atau setara dengan 115 hingga 184 kg sampah makanan per kapita setiap tahun. Sedangkan berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah sisa makanan menyumbang persentase sebesar 29.1 persen dari total keseluruhan sampah di Indonesia pada tahun 2021. 

Ada banyak dampak negatif dari food waste ini, termasuk untuk skala rumah tangga. Dibalik makanan yang terbuang sia-sia, ada rantai panjang dan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan makanan tersebut. Misalnya, kemasan untuk menyimpan makanan, proses penanaman hingga panen buah dan sayur, penangkapan ikan di laut hingga tersedia di pasar dan lain sebagainya. Selain itu, pada setiap makanan yang terbuang, ada sumber daya lingkungan yang juga harus dibayar. Misalnya, air yang digunakan untuk proses pencucian hingga pengolahan bahan pangan menjadi makanan yang siap untuk disantap bersama keluarga di meja makan. Selain itu, food waste juga menyumbang dapak terjadinya emisi gas rumah kaca akibat pembusukan sisa makanan pada tempat pembuangan akhir, produksi makanan yang dilakukan pabrik-pabrik hingga proses distribusi makanan menggunakan alat transportasi. Lalu, bagaimana cara mengurangi dan manegatasi food waste untuk skala rumah tangga?

1. Memasak sesuai kebutuhan

Memasak makanan sesuai dengan kebutuhan semua anggota keluarga dapat meminimalisir sampah makanan yang dihasilkan setiap rumah. Selain itu, sisa makanan juga harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar tidak terbuang.

2. Penyimpanan yang tepat

Proses penyimpanan yang tepat dapat memperlambat proses pembusukan makanan lebih cepat sehingga makanan tidak akan terbuang. Daging, ikan, telur, buah dan sayur masing-masing memiliki suhu penyimpanan yang berbeda sehingga harus disimpan sesuai dengan suhu yang optimal. Selain itu, penyimpanan yang tepat juga dapat mencegah terjadinya cross contamination atau kontaminasi silang antar bahan makanan.

3. Membuat meal plan dan food preparation mingguan untuk keluarga

Membuat meal plan seminggu kedepan dapat membantu pemenuhan asupan gizi sesuai kebutuhan dan mencegah terjadinya food waste. Selain itu, food preparation juga dapat membantu menyiapkan makanan dengan lebih cepat, sehat, dan tentunya juga sesuai untuk kebutuhan. Daftar bahan makanan yang akan dibelanjakan setiap minggunya selain dapat mencegah makanan terbuang sia-sia, juga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga

4. Cek label kemasan pangan

Melakukan pengecekan label pangan kemasan secara teliti adalah suatu keharusan. Pada label pangan kemasan terdapat tanggal kadaluarsa atau expired date atau best before yang dapat menjadi rujukan sampai kapan makanan tersebut layak untuk dikonsumsi. 

Setelah mengetahui tips atasi food waste untuk skala rumah tangga di atas, tentu Mama akan lebih baik lagi dalam mengelola bahan pangan yang ada di rumah. Meminimalisir food waste, selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya tercemarnya lingkungan. Yuk, kita kelola makanan dengan lebih bijak dan baik lagi!

(HF)