Balita dan anak-anak yang mengalami masalah makan tentu membuat parents jadi khawatir terhadap pemenuhan gizinya yang sudah cukup atau belum. Kadang, ketika sudah menemukan jalan buntu, tak jarang parents memberikan suplemen penambah nafsu makan dan susu tinggi kalori untuk mengatasi masalah tersebut. Padahal, pemberian suplemen dan susu tinggi kalori tanpa anjuran dokter dan ahli gizi belum tentu baik bagi si Kecil lho! Feeding rules, adalah salah satu pola yang selalu dicek dan dianjurkan untuk penerapan pola makan anak. Jadi, apa sih sebenarnya feeding rules itu? Yuk, kita simak selengkapnya di artikel Dapur Umami kali ini.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), salah satu penyebab masalah dalam pemberian makan anak usia 1 hingga 3 tahun adalah perilaku pemberian makan yang salah atau inappropriate feeding practice. Praktik pemberian makan yang salah meliputi jenis makanan, jumlah makanan, kualitas makanan, konsistensi makanan dan waktu pemberian makan. Kegagalan dalam pemberian makan anak dapat menyebabkan gangguan gizi serta tumbuh kembang pada anak misalnya gangguan terkait pertumbuhan otak, otot dan tulang pada anak. Gangguan tersebut yang tidak ditangani dengan tepat dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah yang lebih serius misalnya produktivitas kerja yang rendah, kemampuan intelektual yang kurang dan risiko penyakit di kemudian hari.
Picky Eater, Selective Eater, dan Small Eater
Dalam memberikan makanan pada anak, tak jarang parents menemukan hambatan sehingga makanan yang sudah disiapkan-pun tidak dikonsumsi oleh si Kecil. Makan sendiri termasuk dalam proses belajar, dimana si Kecil akan mempelajari warna, aroma, rasa dan tekstur dari setiap makanan. Masalah makan pada anak dibedakan menjadi picky eater, selective eater dan small eater.
- Picky eater
Picky eater adalah perilaku makan anak yang cenderung pilih-pilih pada jenis makanan tertentu, namun masih mau mengkonsumsi makanan dalam satu kelompok bahan pangan yang sama. Misalnya si Anak tidak mau mengkonsumsi daging ayam, namun ia masih mau mengkonsumsi telur. Meskipun kandungan gizi antara daging ayam dan telur ayam berbeda, namun kedua jenis makanan tersebut masih dalam satu kelompok bahan pangan sumber protein hewani.
- Selective eater
Selective eater adalah perilaku makan anak yang menolak semua jenis makanan yang ada dalam suatu kelompok bahan pangan. Misalnya, anak tersebut menolak semua produk yang berbahan ayam, baik turunannya maupun olahannya. Si kecil tidak mau mengkonsumsi daging ayam, telur ayam, hingga nugget ayam. Perilaku makan seperti ini bisa menyebabkan anak kekurangan satu dari empat zat gizi makro, misalnya kekurangan protein. Kondisi seperti ini biasanya sering dijumpai pada anak yang mengalami gangguan gastrointestinal, gangguan oral motor, posttraumatic feeding disorder dan anak dengan autism syndrome.
- Small eater
Small eater adalah suatu kondisi dimana si Kecil hanya menghabiskan Sebagian kecil dari makanan yang disajikan kepadanya. Anak dengan kondisi tersebut mudah merasa kenyang dan tidak dapat menghabiskan makanannya dengan alasan sudah kenyang. Ciri-ciri anak small eater adalah sangat aktif, perkembangannya normal dan tertarik terhadap lingkungannya. Anak-anak small eater biasanya tidak memiliki gangguan atau masalah kesehatan tertentu, kecuali berat badannya yang kurang saja. Bila tidak ditangani dengan baik, kondisi seperti ini dapat mengakibatkan gagal tumbuh karena asupan kalori dan zat gizi makro anak tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Artikel Terkait: Posting Foto Masakanmu dan Dapatkan Koin Tambahan untuk Ditukar dengan Hadiah
Feeding Rules, Kunci Utama Feeding Rules Awal Bentuk Pola Makan Anak
Feeding rules adalah aturan dalam pemberian makan pada anak yang meliputi jadwal, lingkungan dan prosedurnya. Feeding rules direkomendasikan oleh banyak dokter anak dan ahli gizi untuk diterapkan sejak anak memperoleh MP-ASI, yaitu saat berusia 6 bulan. Penerapan aturan makan yang tepat, terarah dan sesuai bisa membantu pemenuhan gizi anak optimal. Gizi yang optimal juga akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang yang optimal pula. Kunci utama feeding rules antara lain.
- Tidak memberikan minuman baik berupa susu maupun air putih menjelang jam makan utama anak
- Lingkungan yang mendukung proses makan anak: tidak ada distraksi saat makan baik berupa mainan, gadget maupun melihat televisi. Adanya distraksi akan membuat anak teralih perhatiannya dari makanan yang seharusnya ia konsumsi dengan baik
- Tidak ada paksaan dan hadiah bila si Kecil mau makan
- Mengajari dan menawarkan anak untuk makan sendiri tanpa paksaan, bila dalam 15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses belajar makan. Paksaan saat makan justru menimbulkan trauma pada anak.
Artikel terkait: Cek Resep Umami untuk Si Kecil yang Tak Suka Makan Sayur
Pengetahuan gizi yang baik wajib dimiliki oleh parents. Paradigma yang kurang tepat misalnya membiarkan anak tidak mau makan asalkan masih mau minum susu sebaiknya dihindari karena hal tersebut tidak membuat anak belajar akan pola makan yang baik dan benar. Parents juga perlu menghindari memberikan snack atau cemilan pada anak di jam makan utamanya.
Memantau tumbuh kembang anak seperti berat badan dan tinggi badannya sesuai dengan standar pada Kartu Menuju Sehat (KMS) juga harus dilakukan setiap bulannya. Penerapan feeding rules yang disiplin dan konsisten tidak hanya membantu meningkatkan berat badan anak setiap bulannya, melainkan juga memberikan pelajaran pada anak akan pola makan yang sesuai.
Nah, itu dia informasi seputar feeding rules yang bisa dijadikan acuan dalam membentuk kebiasaan makan yang baik pada anak. Pemberian makan dengan metode ini juga bisa membantu anak dalam mengenali rasa lapar dan kenyang pada waktu tertentu. Pastikan juga makanan yang diberikan pada si Kecil pada jam makan utamanya adalah makanan yang sesuai dengan Panduan Isi Piringku. Panduan makan tersebut sudah sesuai dengan ragam jenis asupan zat gizi yang diperlukan oleh si Kecil mulai dari karbohidrat, protein, lemak, serat pangan hingga vitamin dan mineral. Bila masih ada masalah tentang gizi anak yang ingin parents ketahui, yuk konsultasikan pada Nutriexpert kami.