Masa Persiapan Khusus, Bagian Penting Dalam Program Pelatihan - Coach Albert

Persiapan dalam menghadapi suatu pertandingan bagi seorang atlet harus dipersiapkan dari jauh hari. Idealnya seorang atlet professional membutuhkan enam bulan untuk mencapai puncak pelatihan,  sehingga idealnya dalam periode 12 bulan ada dua kali peak performance atau puncak pelatihan tersebut.

Tahapan pelatihan terbagi dalam beberapa tahapan yaitu Pre-Conditioning, General Preparation, Specific Preparation, Pre-Competition dan Peak Performance. Tahun ini saya mengawal I Gede Siman Sudartawa untuk mengikuti persiapan multi even terbesar di Asia Tenggara untuk cabang renang dengan spesialisasi gaya punggung.

Di akhir Februari 2022 ini, Siman memasuki tahapan pelatihan Specific Preparation (Persiapan Khusus) dimana intensitas latihan meningkat dari tahapan latihan sebelumnya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk peningkatan ambang batas anaerobik, memaksimalkan kemampuan asupan oksigen dan kapasitas ritme pertandingan. Ini dicapai dengan memanipulasi volume dan intensitas pelatihan demi mencapai peningkatan yang berkelanjutan. Tujuan terukurnya adalah peningkatan skill pertandingan dan secara khusus raihan catatan waktu pada sesi latihan.

Dalam tahap ini latihan dilakukan pada pagi dan sore hari, dimana latihan di kolam renang dilakukan setiap pagi dan siang hari untuk tiga hari dalam 1 minggu. Selain itu latihan gym dilakukan 3 hari sesi latihan siang hari dimana sesi latihan untuk hari Sabtu siang ditiadakan agar Siman dapat beristirahat. Total pelatihan Siman dalam satu minggu adalah 8 sesi latihan renang dan 3 sesi latihan gym. Intensitas latihan di tahap ini sangat tinggi sehingga jarak tempuh di dalam kolam dilakukan dengan penyesuaian bertahap, yaitu 40 Km di minggu pertama, 45 Km di minggu ke-2, 50 Km di minggu ke-3 dan 35 Km untuk minggu ke-4 dengan tujuan pemulihan tenaga.

Dalam tahap pelatihan sebelumnya, yaitu persiapan umum, Siman melakukan latihan untuk menempuh jarak 50km setiap minggunya, namun intensitasnya tidak seberat pada tahap pelatihan sekarang ini. Di tahap sebelumnya Siman fokus pada kemampuan metabolisme aerobik dimana jarak dalam sesi latihan lebih jauh dibandingkan tahap pelatihannya saat ini. Namun pada titik berat pada tahap pelatihan yang sekarang ini adalah untuk mengaktifkan metabolisme anaerobiknya dimana titik beratnya adalah daya ledak tenaga, sehingga latihan yang dilakukan lebih berat meskipun jara tempuh dalam sesi latihan lebih pendek.

Sedikit lebih mendalam, ambang anaerobik (AT) adalah tingkat pengerahan tenaga yang terjadi dari metabolisme aerobik kepada metabolisme anaerobik. Selama metabolisme aerobik, tubuh menciptakan energi dengan membakar karbohidrat dan lemak, dimana contohnya adalah seperti aktivitas kita sehari-hari. Sedangkan metabolisme anaerobik mulai diterapkan oleh tubuh ketika intensitas fisik meningkat, dimana sistem aerobik tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan energi tubuh. Selama metabolisme anaerobik, tubuh membakar gula yang disimpan untuk memasok energi tambahan yang dibutuhkan, dan asam laktat diproduksi lebih cepat daripada yang dapat dimetabolisme. Apabila tubuh mengimplementasikan kegiatan fisik ini pada tahap Persiapan Khusus, maka akan terasa nyeri pada otot, dan kelelahan akibat pengeluaran energi anaerobik, sehingga latihan ini sangat sulit untuk dilakukan selama lebih dari beberapa menit. Maka itu pola pelatihan ini dilakukan secara singkat namun berulang – ulang. 

Dari gambaran di atas dapat diketahui bahwa asupan nutrisi memegang peranan penting dalam tahap Pelatihan Khusus bagi atlet. Kadar gula dalam tubuh harus ditingkatkan agar daya ledak melalui metabolisme anaerobik ini dapat dicapai secara maksimal. Oleh sebab itu dalam tahap pelatihan ini komposisi makanan atlet akan lebih besar alokasi karbohidratnya dibandingkan dengan protein dan lemak. Khusus bagi Siman, dengan dimensi tubuhnya, ditetapkan komposisi 65:20:15 untuk konsumsi makanan sehari – harinya. Peranan karbohidrat yang menyediakan gula untuk dibakar dalam proses metabolisme anaerobik ini menyediakan bahan bakar cukup yang diperlukan dalam proses pelatihan ini. Bila asupan nutrisi ini cukup, maka proses pemulihan tenaga untuk sesi latihan berikutnya lebih cepat sehingga program pelatihan secara keseluruhan dapat terlaksana demi mencapai performa terbaik dalam menyambut Peak Performance nanti. 

Dalam empat minggu ke depan, proses pelatihan ini dilakukan untuk kemudian masuk ke tahap Pre-Competition dan Peak Performance. Di masing – masing tahapan ini pasti akan terdapat perbedaan dari komposisi nutrisi yang diperlukan. Dan untuk itu semua, Program Winning Meals Kachimeshi senantiasa memberikan dukungannya demi asupan nutrisi terbaik untuk pemenang. Kalian dapat mengikuti setiap tahapan yang kami lakukan dan juga hasil akhirnya nanti melalui website ini. Salam Olahraga dan semoga kita semua mendapatkan inspirasi dalam menerapkan gaya hidup sehat untuk menang setiap hari melalui program Kachimeshi Winning Meals Indonesia.